Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Pameran Kuliner Nusantara Teknologi Pangan, Universitas Surya

Pada hari Rabu yang lalu, tepatnya tanggal 24 Juli 2019, telah diadakannya acara “pameran kuliner nusantara” yang bertempatkan di Aula Universitas Surya, Tangerang dalam rangka penutupan semester. Pada acara ini, para mahasiswa/i Teknologi Pangan Universitas Surya diharapkan untuk menghidangkan berbagai hidangan buatan mereka sendiri. Hidangan tersebut berupa makanan-makanan tradisional khas dari berbagai wilayah di Indonesia dan produk-produk makanan kering yang dapat dijadikan bisnis skala industri rumah tangga. Para hadirin yang datang pada acara ini, seperti orang tua mahasiswa, para dosen, staff universitas dan mahasiwa/i sekalian dapat mencicipi hidangan yang disajikan.  Foto bersama dosen dan para orang tua mahasiswa/i. Adapun hidangan-hidangan yang disajikan pada acara “pameran kuliner nusantara” kali ini ialah: Nasi Tumpeng, disajikan lengkap dengan lauk-pauknya seperti sambal kentang, tempe orek, telur balado, bihun, sayur urap, dan ingkung ayam yang merupaka

Pengaruh Negara Asing terhadap Pangan Indonesia

Indonesia merupakan negeri yang kaya akan kekayaan alamnya, seperti rempah-rempah. Hal ini mengakibatkan banyaknya negara asing yang berbondong-bondong untuk mencari rempah-rempah yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Awalnya, tujuan utama masuknya negara-negara asing tersebut adalah mencari rempah-rempah, namun mereka juga menyebarkan bumbu-bumbu dari negara asalnya. Sehingga beberapa makanan di Indonesia terpengaruh budaya negara asing tersebut. source :  http://gastroina.blogspot.com/2014/07/asal-usul-masakan-indonesia-kejadian.html Ada beberapa gelombang kedatangan masyarakat Tionghoa ke Indonesia. Golongan pertama yaitu golongan cerdik cendekia. Hal ini dikarenakan, di daerah Sumatera Selatan atau di Sriwijaya terdapat pusat agama Buddha sehingga masyarakat Tionghoa belajar agama disana. Golongan ini menyebar hingga ke pulau Jawa. Mendirikan sekolah-sekolah sehingga banyak sekolah Tionghoa di Jawa. Gelombang kedua yaitu golongan orang-orang kaya, karena mereka t

Patin Bakar dalam Bambu - Makanan Khas Kalimantan Timur dan Utara (Suku Dayak)

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan kebudayaan. Keduanya memiliki hubungan yang bersifat timbal balik sehingga menciptakan suatu budaya makanan. Masing-masing wilayah di Indonesia memiliki makanan khas daerah masing-masing, seperti Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur yang memiliki makanan khas yaitu Patin Bakar dalam Bambu. Patin bakar dalam bambu adalah masakan berupa ikan patin yang dibumbui lalu dimasukkan dalam sebilah bambu, kemudian dibakar di dekat api. Cara pembakarannya menyerupai pembakaran lemang yaitu di letakkan berjajar jauh dari sumber api. Keuntungan dari cara pembakaran ini adalah bambu tidak mudah terbakar dan bisa dilakukan bersamaan dengan memasak nasi atau masakan lainnya agar seluruh masakan matang secara bersamaan. Metode pemasakan ini membutuhkan waktu satu sampai dengan dua jam. Jika dimasak lebih dari waktu tersebut cenderung membuat ikan hancur atau mudah rusak. Makanan ini memiliki dua jenis resep yaitu putih dan k

Lemang Tapai - Makanan Khas Minangkabau

Lemang merupakan makanan khas masyarakat Minangkabau, Dayak dan Melayu Talawi. Ketiga daerah tersebut memiliki keunikan dan kepercayaan tersendiri akan lemang sebagai budaya makanan daerahnya. Bagi masyarakat Minangkabau, membawa ataupun menghidangkan lemang saat mengunjungi rumah orang atau saat ada pesta / perayaan sudah menjadi suatu kebiasaan. Sebagai contoh, menantu yang membawa lemang untuk mertua pada saat berkunjung akan lebih dihargai. Hal ini disebabkan karena proses pembuatan lemang rumit. Persiapan untuk membuat lemang membutuhkan waktu yang lama dan melibatkan banyak orang dalam proses pembuatannya. Bila lemang tidak ada, biasanya akan dijadikan bahan omongan/ gosip oleh tamu yang dihidangkan sajian makanan/ tamu yang dikunjungi rumahnya. Proses pembuatan lemang dilakukan dengan menggunakan bantuan bambu. Berdasarkan sejarah bangsa Proto Melayu (waktu ditemukannya lemang), pada saat itu, masyarakat sedang pergi bertani atau berburu di pegunungan, dan untuk mengatasi ke