Langsung ke konten utama
Bahan Tambahan Pangan

Bahan tambahan pangan digunakan pada makanan untuk meningkatkan beberapa aspek dalam makanan, seperti:
- Flavor / aroma (berupa senyawa aromatik)
- Rasa
- Warna
- Lain-lain (misalnya : pengawet)

Yang disebut bahan tambahan pangan tidak mencakup bahan yang menyebabkan rasa asin (garam), manis (gula), dan asam (cuka).

BTP flavor/aroma dapat diperoleh secara alami maupun buatan.
Contoh flavor alami : daun pandan, vanili, kencur, pete, jengkol.
Contoh flavor setengah alami (hasil fermentasi bahan alami) : terasi
Contoh flavor buatan : essens pisang ambon, essens leci, essens stroberi
Flavor dibagi dalam 2 golongan besar :
1.       Golongan yang dilarang digunakan
2.       Golongan yang diijinkan dalam jumlah terbatas

BTP penambah warna juga dapat diperoleh secara alami maupun buatan. BTP warna sintesis adalah pewarna makanan.
Contoh penambah warna alami :
Hijau : daun suji
Kuning : kunyit
Coklat : kluwek
Merah : cabai
Contoh penambah warna setengah alami : angkak (merah)

BTP penambah rasa biasanya juga dapat meningkatkan aspek lainnya juga. Contoh :
Penambah rasa dan aroma : kencur, kulit jeruk purut (jeruk limau)
Penambah rasa, aroma, dan warna : kunyit

Penambah rasa, aroma, dan aspek lain-lain : lengkuas

Bisnis dalam Industri Pangan

Terdapat 3 generasi dalam bisnis industri pangan :
  1. Generasi bibit. Secara tradisional, ada 2 cara pengembangan bibit
    -           Pengembangan onside (contoh : perkebunan mangga)
    -          Pengembangan offside (contoh : sapi diberi tanda kemudian dilepas ke hutan untuk berkembang biak)
    Secara modern, pengembangan bibit membutuhkan high technology. Contoh : bibit kelapa, bibit bandeng (nener), beras yang tahan wereng.
  2. Generasi budidaya. Dalam generasi ini, ada banyak aspek yang dapat dijual seperti media pengembangan bibit, jasa dalam mengembangkan bibit, maupun alat untuk mengembangkan bibit.
  3. Generasi hasil panen. Dalam generasi ini, produk dari generasi budidaya diolah (contohnya : minyak, mentega, keju)
Bussiness plans mencakup beberapa aspek :
  • Visi misi
  • Latar belakang
  • Rincian produk
  • Rencana pemasaran
  • Analisis saingan
  • Analisis SWOT
  • Operasi produksi
  • Rencana keuangan
  • Timeline
  • Ringkasan
Strategic Guide :
-          1. Where to go (kemana tujuan yang akan dicapai)
-          2. How to get there (bagaimana mencapai tujuan tersebut)
-          3. What market niches (apa target pemasaran produk)
-          4. How much cost (berapa biaya yang dibutuhkan)
-          5. Greatest opportunity (peluang terbesar)

Modal diperlukan untuk membuat bisnis. Apabila modal didapatkan melalui pinjaman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 
Lender expectations (apa yang diperhatikan oleh pihak pemberi pinjaman) :
  • Good track record (bisnis berjalan dengan baik)
  • Ability to repay (kemampuan untuk mengembalikan pinjaman)
  • Staying power (kemampuan untuk mempertahankan usaha)
  • Collateral (jaminan atas pinjaman)

Good track record dapat dilihat melalui laporan keuangan. Ada 3 jenis laporan keuangan :
 Neraca (utang)
> Profit and cost (untung dan rugi)
> Arus kas

Harta adalah aset yang dimiliki dikurang utang sedangkan Profit adalah pemasukan dikurang biaya produksi.
Apabila suatu perusahaan memiliki harta dan profit yang besar tetapi tidak memiliki uang kas (cash flow) maka perusahaan tersebut tidak sukses.

Investor Expectations (ekspektasi investor) :
Berdaya saing
- Pemasaran luas
- Tim manajemen kuat
- Rencana pemasaran kuat
- Back up plan / exit strategy

Usaha wiraswasta harus mencakup hal-hal berikut :
  1. Penemuan / inovasi hebat
  2. Passion (semangat untuk jangka panjang
  3. Dapat menjadi seorang pemimpin
  4. Berambisi untuk menjadi kaya

Market Definition. Ada 2 jenis pasar :
  • Primary market
  • Secondary market

Contoh : bisnis rendang. Primary market dari bisnis rendang adalah restoran-restoran atau hotel, karena jumlah yang dipesan banyak. Sedangkan secondary market adalah rumah tangga, karena jumlah yang dipesan sedikit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa primary market adalah pemesanan produk dalam jumlah banyak, sedangkan secondary market adalah pemesanan produk dalam jumlah sedikit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaledo (Kaki Lembu Donggala) - Makanan Khas Sulawesi Tengah

Kaledo merupakan makanan khas Sulawesi Tengah, tepatnya di Donggala, Kota Palu yang berupa sop bening tulang kaki sapi dan sumsumnya yang disajikan saat masih panas. Bumbu-bumbu yang digunakan berupa cabe rawit, dan asam mentah yang terlebih dahulu direbus dan dihaluskan, serta garam secukupnya. Makanan ini banyak dihidangkan pada hari-hari besar oleh masyarakat Sulawesi Tengah, seperti Lebaran atau Idul Fitri. Biasanya, penyajiannya dipadukan dengan Burasa (nasi santan yang dibungkus daun pisang). Selain itu, kaledo khas Palu ini juga biasa dikonsumsi dengan singkong atau ubi rebus (Tjota, dkk., 2017) . Salah satu mata pencaharian Donggala adalah ternak sapi. Donggala memiliki ternak sapi yang khas yang dinamakan sapi Donggala. Sapi Donggala telah dibudidayakan secara turun-temurun, sehingga menjadi kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia. Sumber mata pencaharian inilah yang menciptakan suatu kuliner khas Donggala yang baru yang berbahan dasar daging sapi, yaitu Kaledo (Kak

TABLE MANNER

Table Manner  merupakan aturan etiket yang digunakan dalam sebuah jamuan makan yang terdiri dari beberapa tahap menu yang dihidangkan bergantian dari mulai pembuka (appetizer) sampai pada tahap penutup (dessert). Aturan dalam table manner mencakup penggunaan yang tepat dari peralatan makan. Selama ini table manner identik dengan acara jamuan makan resmi bergaya Barat. Sebenarnya tidak demikian. Etiket makan tidak hanya terdapat di negara-negara barat. Di negara lain seperti Jepang, Cina, termasuk Indonesia pun memiliki etiket makan masing-masing. Pertama kali, table manner diperkenalkan oleh Raja Louis dari Perancis yang memiliki kebiasaan mengadakan jamuan dan mengundang para bangsawan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Bagi bangsa Eropa, table manner merupakan aturan standar yang sering digunakan pada saat acara makan bersama di keluarga besar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi. Terdapat beberapa aturan  table manner  yang umum dipelajari,

MAKANAN KHAS INDONESIA HASIL ASIMILASI BUDAYA

Sebagai pembentuk dan penanda identitas kebudayaan suatu daerah, makanan (termasuk bahan pangan yang dapat dikonsumsi) merupakan bagian dari budaya masyarakat yang digolongkan sebagai bagian dari kebudayaan materiil   dan aspek sistem peralatan hidup. Menurut Den Hartog pada tahun 2006, makanan merupakan bagian yang menyatu antara budaya kelompok, agama dan bangsa. Pemaknaan tersebut menandai konsep mendasar mengenai makanan tradisional. Dalam sudut pandang ilmu pangan, ada kecenderungan bagi masyarakat untuk memperkenalkan makanan tradisional dari daerah mereka masing-masing, namun karena masifnya makanan modern dan makanan instan serta perubahan posisi makanan sebagai simbol ekspresi belaka, sehingga masyarakat memilih makanan tersebut menjadi konsumsi sehari-hari dan cenderung melupakan makanan khas daerahnya. Berikut merupakan beberapa contoh makanan khas Indonesia yang menjadi hasil dari asimilasi budaya: Siomay Siomay merupakan salah satu jenis dim sum yang digemari oleh m