Kaledo merupakan makanan khas Sulawesi Tengah, tepatnya
di Donggala, Kota Palu yang berupa sop bening tulang kaki sapi dan sumsumnya yang
disajikan saat masih panas. Bumbu-bumbu yang digunakan berupa cabe rawit, dan
asam mentah yang terlebih dahulu direbus dan dihaluskan, serta garam secukupnya.
Makanan ini banyak dihidangkan pada hari-hari besar oleh masyarakat Sulawesi
Tengah, seperti Lebaran atau Idul Fitri. Biasanya, penyajiannya dipadukan
dengan Burasa (nasi santan yang dibungkus daun pisang). Selain itu, kaledo khas
Palu ini juga biasa dikonsumsi dengan singkong atau ubi rebus (Tjota, dkk.,
2017).
Salah satu mata pencaharian Donggala adalah
ternak sapi. Donggala memiliki ternak sapi yang khas yang dinamakan sapi
Donggala. Sapi Donggala telah dibudidayakan secara turun-temurun, sehingga
menjadi kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia. Sumber mata pencaharian
inilah yang menciptakan suatu kuliner khas Donggala yang baru yang berbahan
dasar daging sapi, yaitu Kaledo (Kaki Lembu Donggala). Namun, menurut Tjota,
dkk (2017), kaledo merupakan makanan simbolis di kota Palu, sehingga Palu
sering kali disebut sebagai Kota Kaledo. Kata kaledo ini berasal dari
bahasa Kaili yang artinya tidak keras atau lembut, dimana 'Ka' berarti keras
dan 'Ledo' berarti tidak. Nah, berdasarkan arti nama makanan tersebut, kaledo
sama sekali tidak menggambarkan makanan yang berbahan dasar lembu.
Awalnya,
kaledo dibuat tanpa menggunakan lembu dan menggunakan kaki hewan lain seperti
kambing dan babi hutan. Namun, pada abad ke-16, setelah pengajaran Islam masuk
ke Kota Palu, bahan dasar kaledo berubah menjadi kaki lembu (Tjota, dkk.,
2017). Cara
memakannya pun cukup unik, yaitu dengan menuangkan kuah ke dalam tulang menggunakan
sendok kemudian menyedot sumsum yang ada dalam tulang kaki sapi dengan
sedotan. Hidangan kaledo ini hampir mirip dengan sop sumsum, namun yang membedakannya
adalah penggunaan bumbunya yang lebih sedikit dan warna kuahnya yang lebih
bening dibandingkan dengan sop sumsum.
Berikut
merupakan resep pembuatan Kaledo dengan metode tradisional yang sama dengan
cara pemasakan kaledo pada jaman dahulu.
Bahan-bahan yang digunakan:
1. Kaki lembu Donggala utuh
2. Cabai rawit hijau
3. Garam (secukupnya)
4. Asam jawa mentah
5. Daun Tava Nusuka
6. Air
Alat-alat
yang digunakan:
1. Tungku api khas suku Kaili
2. Panci besar
3. Pemantik api
4. Ulekan
Cara
Memasak:
1. Pisahkan daging yang menempel pada tulang kaki lembu Donggala
2. Cuci daging dan tulang kaki lembu Donggala
3. Panaskan air hingga mendidih menggunakan panci besar di atas tungku
4. Masukan daging dan tulang kaki lembu Donggala ke dalam panci
5. Masak daging dan tulang kaki lembu Donggala hingga lemaknya keluar
6. Saring air rebusan
* air rebusan dapat digunakan kembali sebagai kaldu untuk masakan lainnya
7. Sisihkan daging dan tulang kaki lembu Donggala
8. Panaskan air bersih hingga mendidih dalam panci besar di atas kayu bakar
9. Masukan daging dan tulang kaki lembu Donggala kembali ke dalam panci
10. Proses nomor 5-10 diulangi beberapa kali hingga kuah cukup bening
11. Sambil menunggu proses perebusan, siapkan bumbu yang akan digunakan
- Ulek cabai rawit hijau dan garam bersama-sama hingga halus
- Masak asam jawa mentah hingga lembut dan kupas kulitnya
- Siapkan daun Tava Nusuka
12. Masukan semua bumbu ke dalam panci
13. Aduk hingga merata
14. Kaledo siap disajikan
2. Porsi. Metode modern menghasilkan porsi yang jauh lebih kecil dibandingkan metode tradisional. Hal ini disebabkan karena proses pembuangan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan metode tradisional.
3. Bahan dasar. Metode modern tidak lagi menggunakan tulang kaki saja, tetapi dapat dicampur ataupun diganti dengan tulang dari bagian lain, seperti tulang rusuk (iga). Hal ini disebabkan karena ketersediaan tulang kaki sapi yang sedikit.
Perbedaan resep kaledo tradisional dengan kaledo modern terletak pada beberapa aspek:
1. Alat. Proses memasak dapat dilakukan dengan panci biasa yang dipanaskan di atas kompor modern. Sedangkan pada metode tradisional, proses memasak dilakukan menggunakan belanga di atas tungku khas suku Kaili.
3. Bahan dasar. Metode modern tidak lagi menggunakan tulang kaki saja, tetapi dapat dicampur ataupun diganti dengan tulang dari bagian lain, seperti tulang rusuk (iga). Hal ini disebabkan karena ketersediaan tulang kaki sapi yang sedikit.
Bahan-bahan yang digunakan:
1. Tulang kaki sapi (dapat diganti dengan iga sapi)
2. Air
3. Garam
4. Asam jawa mentah
5. Cabai rawit
6. Bawang goreng
7. Sambal
8. Jeruk nipis
Cara Memasak:
1. Daging sapi dan tulang direbus beberapa kali sambil mengganti air hingga bersih dan jernih dari lemak.
2. Daging yang setengah matang ditiriskan dan dipotong-potong
3. Potongan daging dimasak lagi sampai lunak.
* proses ini akan menyebabkan lemak keluar dan mengapung ke permukaan air.
4. Saring kaldu dari lemak untuk mendapatkan kuah yang bening.
5. Masak kembali daging dan tulang di dalam wajan.
6. Tambahkan garam, asam jawa, dan cabai rawit untuk dimasak bersama dengan daging dan tulang.
7. Semua bahan dimasak bersama-sama hingga merata dan masak sempurna.
8. Sajikan kaledo dengan bawang goreng, sambal dan jeruk nipis.
Source: Jennifer
References:
Tjota, H., dkk. 2017. Exploration of Kaledo as Typical Food
in Central Sulawesi, Indonesia. Journal of Research in Humanities and Social Science, vol. 5, issue. 10, pp 10-16.
Coin Casino - All You Need to Know - Casinoworld
BalasHapusCoin 인카지노 Casino is a trusted online casino and sportsbook with a large welcome bonus. It is part of the iGaming family of 메리트카지노 online casinos. The 바카라 casino offers a