Table Manner merupakan aturan
etiket yang digunakan dalam sebuah jamuan makan yang terdiri dari beberapa
tahap menu yang dihidangkan bergantian dari mulai pembuka (appetizer) sampai
pada tahap penutup (dessert). Aturan dalam table manner mencakup penggunaan yang tepat dari peralatan makan. Selama
ini table manner identik dengan acara
jamuan makan resmi bergaya Barat. Sebenarnya tidak demikian. Etiket
makan tidak hanya terdapat di negara-negara barat. Di negara lain seperti
Jepang, Cina, termasuk Indonesia pun memiliki etiket makan masing-masing.
Pertama
kali, table manner diperkenalkan oleh Raja Louis dari Perancis yang memiliki
kebiasaan mengadakan jamuan dan mengundang para bangsawan kerajaan-kerajaan di
sekitarnya. Bagi bangsa Eropa, table
manner merupakan aturan standar yang sering digunakan pada saat acara makan
bersama di keluarga besar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara
resmi.
Terdapat beberapa aturan table
manner yang umum
dipelajari, antara lain mengetahui jenis jamuan makan, mengatur posisi duduk,
mengetahui penggunaan peralatan makan dan susunan dalam penataan peralatan
makan.
Aturan Dasar Etika Makan
Setiap negara memiliki aturan meja
makan yang berbeda-beda. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan
profesional, table manner paling banyak diadopsi dari standar Amerika. Meski
tentu saja tetap dicampur dengan adat kebiasaan orang Indonesia itu sendiri.
Namun, ada beberapa aturan dasar yang terdapat di
setiap etika makan, antara lain:
1. Duduk dengan tegak dan jangan
bersandar pada kursi.
2. Tidak meletakkan kedua siku di atas
meja saat memegang peralatan makan.
3. Makan dengan mulut yang tertutup
saat mengunyah makanan.
4. Tidak menimbulkan suara saat
mengunyah makanan.
5. Berbicara dengan volume suara yang
rendah.
6. Menutup mulut saat batuk atau
bersin.
7. Jangan memainkan makanan dengan
peralatan makan.
8. Selalu meminta ijin ke pemilik acara
saat akan meninggalkan meja makan atau saat akan mengangkat telepon.
9. Letakkan sendok dan
garpu searah jam 4 atau jam 6 apabila telah selesai makan.
10.Gunakan napkin hanya untuk mengelap mulut.
- Hidangan pembuka (Appetizer)
Sebelum hidangan pembuka disajikan,
biasanya roti disajikan terlebih dahulu di atas meja. Hidangan pembuka pada
umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu hot appetizer dan cold appetizer. Hot appetizer yang
dihidangkan biasanya berupa sup, sementara cold appetizer dapat
berupa salad. Ciri suatu makanan dapat tergolong ke dalam jenis appetizer adalah tergolong ringan dan
membangkitkan selera, serta dapat merangsang selera makan.
- Hidangan utama (Main course)
Hidangan utama umumnya berupa
masakan daging/seafood. Hidangan utama dapat disantap dengan dua cara, yaitu
cara Amerika dan Eropa. Bila menggunakan cara Amerika, maka biasanya
daging dipotong terlebih dahulu sebelum disantap. Sementara, apabila menggunakan
cara Eropa, maka biasanya daging dipotong dengan menggunakan pisau di tangan
kanan dan langsung disantap dengan garpu di tangan kiri. Jenis makanan yang
dihidangkan pada hidangan utama (main
course) ini ialah jenis makanan yang mengandung karbohidrat seperti steak,
fish n chips, chicken cordon bleu, dsb.
- Hidangan penutup (Dessert)
Setelah menyantap hidangan utama, dilanjutkan
untuk menyantap hidangan penutup. Hidangan penutup yang biasanya
dihidangkan berupa kue, pudding ataupun sejenis minuman dingin seperti cocktail, es krim atau jus.
- Tea or Coffee
Aturan Peletakkan Peralatan Makan pada Jamuan Formal
Peralatan makan yang disediakan diatas meja makan digunakan sesuai dengan penomoran yang diberikan:
1.
Napkin atau peralatan makan
2.
Piring dan pisau oles untuk bread & butter
3.
Garpu untuk salad
4.
Pisau untuk salad
5.
Sendok soup
6.
Garpu main course
7.
Pisau main course
8.
Sendok dessert
9.
Garpu dessert
10. Gelas
nb: untuk
peralatan makan no 8 dan 9, dikarenakan tata peletakannya masih berada di atas piring, maka sebelum digunakan, akan diturunkan terlebih dahulu ke sisi kanan dan kiri piring (seperti posisi no 6 dan 7) sebelum hidangan penutup disajikan oleh pramusaji.
Komentar
Posting Komentar