Langsung ke konten utama

KLAPPERTAART - MAKANAN KHAS MANADO

Klappertaart merupakan salah satu makanan khas Manado yang diadopsi dari pengaruh budaya pembuatan kue orang Belanda. Pada mulanya, klappertaart hanya dikonsumsi oleh masyarakat disekitar Manado ketika Belanda menjajah Indonesia, sehingga dinyatakan sebagai makanan khas Manado. Namun, kehadiran wanita Belanda di Indonesia sekitar tahun 1900 memberi perubahan dan pengetahuan baru, terutama di dunia kuliner Nusantara.

Pada zaman dahulu, para wanita pribumi mulai mengenal peralatan makan dan perlengkapan masak dari para wanita Belanda. Sejak para wanita pribumi mengenal peralatan masak wanita Belanda, peran wanita Belanda di dapur mulai digantikan oleh juru masak wanita pribumi. Sehingga para wanita Belanda jadi bertindak sebagai majikan.

Klappertaart disajikan sebagai dessert pada zaman dahulu. Istilah dessert sebagai hidangan penutup dan bagian dari table manner, belum dikenal oleh masyarakat Indonesia pada zaman tersebut. Biasanya, klappertaart dihidangkan setelah jamuan makan malam oleh para orang Belanda. Menurut Siska Soetomo, terdapat dua jenis penyajian klappertaart, yakni klappertaart dingin dan klappertaart hangat. Klappertaart dingin disajikan sebagai hidangan penutup, sedangkan klappertaart hangat disajikan sebagai kudapan yang dihidangkan bersama dengan kopi, teh, atau beverages lainnya. Penyajian klappertaart pada zaman dahulu hanya dikonsiderasi sebagai hidangan penutup biasa, dan tidak memiliki spesical occasion tertentu ketika menghidangkannya. Namun, bapak Fadly Rahman berpendapat jika klappertaart pada zaman dahulu disajikan sebagai hidangan khusus pada acara natal, atau acara tertentu. Selain itu, klappertaart juga disajikan sebagai hidangan jamuan ketika para misionaris menginjil ke daerah-daerah.

Arti dari nama “klappertart” berasal dari kata “klapper” yang berarti “kelapa” dan juga “tart” yang berarti “kue”. Kata “klapper” merupakan kata yang diambil dari Bahasa Indonesia yang pada akhirnya dijadikan kata serapan oleh masyarakat Belanda. Pada zaman tersebut banyak wanita pribumi Indonesia yang menikah ataupun tinggal bersama dengan pria Belanda yang memungkinkan asimilasi penggunaan bahasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaledo (Kaki Lembu Donggala) - Makanan Khas Sulawesi Tengah

Kaledo merupakan makanan khas Sulawesi Tengah, tepatnya di Donggala, Kota Palu yang berupa sop bening tulang kaki sapi dan sumsumnya yang disajikan saat masih panas. Bumbu-bumbu yang digunakan berupa cabe rawit, dan asam mentah yang terlebih dahulu direbus dan dihaluskan, serta garam secukupnya. Makanan ini banyak dihidangkan pada hari-hari besar oleh masyarakat Sulawesi Tengah, seperti Lebaran atau Idul Fitri. Biasanya, penyajiannya dipadukan dengan Burasa (nasi santan yang dibungkus daun pisang). Selain itu, kaledo khas Palu ini juga biasa dikonsumsi dengan singkong atau ubi rebus (Tjota, dkk., 2017) . Salah satu mata pencaharian Donggala adalah ternak sapi. Donggala memiliki ternak sapi yang khas yang dinamakan sapi Donggala. Sapi Donggala telah dibudidayakan secara turun-temurun, sehingga menjadi kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia. Sumber mata pencaharian inilah yang menciptakan suatu kuliner khas Donggala yang baru yang berbahan dasar daging sapi, yaitu Kaledo (Kak...

TABLE MANNER

Table Manner  merupakan aturan etiket yang digunakan dalam sebuah jamuan makan yang terdiri dari beberapa tahap menu yang dihidangkan bergantian dari mulai pembuka (appetizer) sampai pada tahap penutup (dessert). Aturan dalam table manner mencakup penggunaan yang tepat dari peralatan makan. Selama ini table manner identik dengan acara jamuan makan resmi bergaya Barat. Sebenarnya tidak demikian. Etiket makan tidak hanya terdapat di negara-negara barat. Di negara lain seperti Jepang, Cina, termasuk Indonesia pun memiliki etiket makan masing-masing. Pertama kali, table manner diperkenalkan oleh Raja Louis dari Perancis yang memiliki kebiasaan mengadakan jamuan dan mengundang para bangsawan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Bagi bangsa Eropa, table manner merupakan aturan standar yang sering digunakan pada saat acara makan bersama di keluarga besar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi. Terdapat beberapa aturan  table manner ...

Kunjungan Industri PT Gunung Slamat - Belajar Membuat Teh?

Salah satu perusahaan yang mengolah daun teh adalah PT Gunung Slamat. Pada kesempatan lalu, mahasiswa/i Teknologi Pangan, Universitas Surya berkesempatan untuk mengunjungi PT Gunung Slamat ini. Disana kami belajar banyak mengenai teh, mulai dari sejarahnya, proses pembuatan, hingga pengemasannya. Oleh karena itu.. penulis ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai pembuatan teh di PT Gunung Slamat kepada para readers . Yuk simak pembahasannya! PT Gunung Slamat merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji. Pengolahan teh yang dilakukan oleh PT Gunung Slamat dilakukan dengan beberapa tahap, tergantung pada jenis teh yang diproduksi. Berdasarkan tahapan yang dilakukan pada proses pengolahan, hasil akhir teh yang didapatkan pun akan berbeda pula, sehingga proses produksi menjadi sangat krusial untuk mendapatkan produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen. Oleh karena itu, sebagai perusahaan yang telah berdiri lebih dari 60 tahun, P...