Langsung ke konten utama

ANALISIS PANGAN



Tujuan Analisis Pangan:
  1. Diharuskan oleh pemerintah
  2. Menentukan komposisi
  3. Meneliti mutu bahan pangan
  4. Saat melakukan/mengembangkan riset

Jenis-jenis Analisis:
  1. Analisis Fisika
  2. Analisis Kimiawi
  3. Analisis Sensori (memakai indera)

Teknik Analisis Berdasarkan:
  • Seberapa persis/akuratnya hasil analisis
  • Bahan yang digunakan rusak/masih dapat digunakan lagi
  • Biaya yang dikeluarkan saat melakukan analisis
  • Kecepatan analisis
  • Dicangkok/digandengkan dengan instrumen lain
  • Peraturan (misalnya sertifikat halal makanan harus disahkan MUI)
  • Pengambilan sample juga mempengaruhi

Variasi Kadar Hasil Analisis:
  • Unsur haranya berbeda
  • Tempat
  • Metode
  • Umur
  • Sample/contoh yang diambil tidak sesuai

Cara Menganalisis Bahan Pangan:
  • Analisis Kadar Air dan Abu
    • Bahan yang digunakan dihaluskan kemudian dipotong/digerus
    • Letakkan bahan yang sudah dipotong/digerus kedalam sebuah cawan
    • Lalu dipanaskan hingga suhu 100°C untuk mendapatkan kadar air
    • Jika ingin dijadikan abu, tinggal dipanaskan hingga kering
  • Analisis Protein
    • Protein di pecah oleh asam. karena sebagian besar isi dari protein berada di asam amino
  • Analisis Lemak
    • Mereaksikan lemak dengan basa > terbentuk sabun (safonifikasi). Safonifikasi ialah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa kuat (misalnya NaOH).
    • Di solven lalu diekstrak > biasanya menggunakan eter. Tetapi kalau minyak kedelai yang di pakai hexane.
Proses Pengolahan:
Continue: proses yang dilakukan terus-menerus tanpa berhenti.
> Batch sistem: proses yang dilakukan ada jeda selang waktunya.
  • Analisis Karbohidrat
    • Analisis karbohidrat dapat kita ketahui dari sisa hasil analisis kadar air&abu, analisis lemak dan analisis protein

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaledo (Kaki Lembu Donggala) - Makanan Khas Sulawesi Tengah

Kaledo merupakan makanan khas Sulawesi Tengah, tepatnya di Donggala, Kota Palu yang berupa sop bening tulang kaki sapi dan sumsumnya yang disajikan saat masih panas. Bumbu-bumbu yang digunakan berupa cabe rawit, dan asam mentah yang terlebih dahulu direbus dan dihaluskan, serta garam secukupnya. Makanan ini banyak dihidangkan pada hari-hari besar oleh masyarakat Sulawesi Tengah, seperti Lebaran atau Idul Fitri. Biasanya, penyajiannya dipadukan dengan Burasa (nasi santan yang dibungkus daun pisang). Selain itu, kaledo khas Palu ini juga biasa dikonsumsi dengan singkong atau ubi rebus (Tjota, dkk., 2017) . Salah satu mata pencaharian Donggala adalah ternak sapi. Donggala memiliki ternak sapi yang khas yang dinamakan sapi Donggala. Sapi Donggala telah dibudidayakan secara turun-temurun, sehingga menjadi kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia. Sumber mata pencaharian inilah yang menciptakan suatu kuliner khas Donggala yang baru yang berbahan dasar daging sapi, yaitu Kaledo (Kak

TABLE MANNER

Table Manner  merupakan aturan etiket yang digunakan dalam sebuah jamuan makan yang terdiri dari beberapa tahap menu yang dihidangkan bergantian dari mulai pembuka (appetizer) sampai pada tahap penutup (dessert). Aturan dalam table manner mencakup penggunaan yang tepat dari peralatan makan. Selama ini table manner identik dengan acara jamuan makan resmi bergaya Barat. Sebenarnya tidak demikian. Etiket makan tidak hanya terdapat di negara-negara barat. Di negara lain seperti Jepang, Cina, termasuk Indonesia pun memiliki etiket makan masing-masing. Pertama kali, table manner diperkenalkan oleh Raja Louis dari Perancis yang memiliki kebiasaan mengadakan jamuan dan mengundang para bangsawan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Bagi bangsa Eropa, table manner merupakan aturan standar yang sering digunakan pada saat acara makan bersama di keluarga besar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi. Terdapat beberapa aturan  table manner  yang umum dipelajari,

MAKANAN KHAS INDONESIA HASIL ASIMILASI BUDAYA

Sebagai pembentuk dan penanda identitas kebudayaan suatu daerah, makanan (termasuk bahan pangan yang dapat dikonsumsi) merupakan bagian dari budaya masyarakat yang digolongkan sebagai bagian dari kebudayaan materiil   dan aspek sistem peralatan hidup. Menurut Den Hartog pada tahun 2006, makanan merupakan bagian yang menyatu antara budaya kelompok, agama dan bangsa. Pemaknaan tersebut menandai konsep mendasar mengenai makanan tradisional. Dalam sudut pandang ilmu pangan, ada kecenderungan bagi masyarakat untuk memperkenalkan makanan tradisional dari daerah mereka masing-masing, namun karena masifnya makanan modern dan makanan instan serta perubahan posisi makanan sebagai simbol ekspresi belaka, sehingga masyarakat memilih makanan tersebut menjadi konsumsi sehari-hari dan cenderung melupakan makanan khas daerahnya. Berikut merupakan beberapa contoh makanan khas Indonesia yang menjadi hasil dari asimilasi budaya: Siomay Siomay merupakan salah satu jenis dim sum yang digemari oleh m