Hello Foddies!!
Setelah beberapa hari aku tidak mempublish apapun di blog karena aku sedang
menjalani minggu-minggu UTS kemarin..
Hari ini aku mau sedikit share beberapa pengetahuan yang penting untuk
kalian ketahui nih mengenai management pangan ^-^ yuk disimak bersama......
Tugas utama dari seorang manager yaitu mengelola segala sumber daya yang ada untuk dapat mencapai target yaitu mencapai kapasitas produksi dengan kualitas tertentu yang sudah ditentukan dari awal. Nahh, jalan dalam pencapaian suatu target tersebut tentu tidaklah selalu mulus, pasti ada saja halangan atau krisis yang dapat terjadi. Namun, terdapat 3 tahapan yang dapat dilakukan dalam menghadapi krisis:
1. Mencegah krisis sebelum krisis datang.
2. Jika setelah dicegah tetapi krisis masih tetap datang, maka hindari krisis
tersebut.
3. Jika setelah dihindari tetapi krisis masih juga datang, maka hadapi krisis
tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa biaya
penanggulangan krisis harus lebih kecil dibandingkan dampak
yang ditimbulkan.
Dalam proses produksi pangan, terdapat:
Empat Generasi Produksi Pangan
- Generasi
I = bibit.
Dahulu, tahapan pembibitan dianggap
mudah dan sepele. Padahal, kenyataannya tahapan bibit ini sangat krusial
dan rumit (membutuhkan teknologi). Telah banyak berkembangnya
teknologi pembibitan yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman, misalnya
tanaman kapas golongan transgenik yang dapat menghasilkan yield 9
kali lipat lebih banyak dibandingkan tanaman kapas biasanya.
Keunggulan tanaman kapas golongan transgenik ini adalah tidak disukai oleh hama
dan sejenisnya karena adanya rekayasa genetika yang dikombinasikan dengan genetika
bakteri Thuringiensis (jenis bakteri yang dapat menyebabkan
kematian hama).
- Generasi
II = budidaya
Proses budidaya juga memerlukan teknologi, dimulai dari penanaman,
pemberian pupuk (teknologi pupuk guna memberikan
nutrisi secara maksimal untuk meningkatkan produktivitas tanaman), proses
pemanenan atau pengunduhan (teknologi pengunduhan guna meningkatkan
efisiensi pemanenan), dan sebagainya.
- Generasi
III = proses.
Tahapan proses ini
merupakan tahap pengolahan dari bahan baku (pascapanen) hingga
menjadi produk akhir yang siap dikonsumsi masyarakat. Proses pengolahan ini
dapat sederhana (misalnya pengolahan asinan buah) hingga rumit (pengolahan
keripik kentang), dan sebagainya.
- Generasi
IV = sistem.
Perkembangan teknologi yang
pesat pada saat ini memungkinkan munculnya sistem yang dapat
memudahkan pengaturan produksi. Adapun sistem yang memiliki peran
besar seperti CAM (Computer Aided Manufacturing). Sistem
berbasis CAM ini dapat diatur sedemikian rupa sehingga memiliki
inteligensi yang memudahkan pengaturan produksi. Misalnya dalam alur
produksi, jika ada bagian alat yang tidak berfungsi maka sistem dapat
secara otomatis membelokkan jalur dari bagian tersebut ke bagian
lain (ke daerah penampungan). Contoh lain yaitu pengaturan tekanan
pada sistem yang secara otomatis dapat mengontrol tekanan tersebut.
Misalnya jika tekanan rendah pada sistem rendah, maka sistem
akan menaikkan tekanan tersebut secara otomatis.
Begitupun sebaliknya, jika tekanan pada sistem terlalu
tinggi maka sistem akan menurunkan tekanan tersebut.
Manajerial Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi pangan pada
umumnya merupakan bahan baku hasil pertanian sehingga bahan baku tersebut
memiliki sifat yang mudah rusak (perishable), dipengaruhi cuaca,
musiman, dan berukuran besar (bulky). Sebelum bahan baku ini diolah,
bahan baku memiliki beberapa proses pengelolaan tersendiri, seperti:
- Pencucian. Proses pencucian bersifat spesifik untuk setiap bahan baku yang berarti bahan baku dengan karakteristik yang berbeda memiliki cara pencucian yang berbeda juga. Contohnya pencucian singkong menggunakan jeruji berulir yang dimiringkan dan diputar dengan kecepatan tertentu sambil disemprotkan air dengan tekanan tertentu. Teknologi pencucian singkong ini tentunya tidak dapat diaplikasikan pada pencucian telur yang memiliki karakteristik berbeda.
- Sortasi. Proses sortasi juga bersifat spesifik sesuai dengan bahan baku. Misalnya sortasi buah nanas menggunakan meja getar yang terdiri dari beberapa lubang dengan ukuran tertentu. Sortasi buah nanas dengan ukuran yang spesifik akan mempengaruhi proses pemotongan (alat pemotongan disesuaikan dengan ukuran nanas), dan juga proses pengemasan (disesuaikan ukuran kaleng).
- Pengupasan. Proses pengupasan juga bersifat spesifik sesuai bahan baku. Misalnya proses pengupasan singkong dapat bersamaan dilakukan dalam proses pencucian singkong seperti yang dijelaskan sebelumnya, dimana singkong dalam jeruji saling menimpa satu sama lain dan bergesekan sehingga lama-kelamaan kulit singkong dapat terkupas. Namun, untuk proses pengupasan kopi tentunya berbeda, dimana pengupasan kopi dapat dilakukan dengan fermentasi basah atau dikeringkan baru kemudian dihancurkan.
- Penimbangan. Proses penimbangan disesuaikan dengan besarnya kapasitas bahan yang akan ditimbang. Misalnya jika bahan yang ditimbang dalam jumlah sedikit dapat menggunakan timbangan karung-karung. Tetapi jika bahan yang ditimbang dalam jumlah banyak, memerlukan cara lain. Sebagai contoh penimbangan tepung dalam tangki kendaraan yang dapat dilakukan menggunakan jembatan timbang. Prinsip jembatan timbang tersebut yaitu dengan mengukur selisih berat kendaraan saat awal masuk dan berat kendaraan setelah tepung dipindahkan.
- Penyimpanan. Dikarenakan sifat bahan baku yang mudah rusak, maka tidak semua bahan baku dapat langsung diolah setelah proses pemanenan. Sehingga diperlukan adanya tahap penyimpanan. Tahap penyimpanan bahan baku ini menjadi salah satu tahap penting yang dapat menjaga umur simpan dan kualitas bahan, misalnya metode first in dan first out, pengontrolan suhu dan kelembaban tempat penyimpanan, dan sebagainya.
Manajerial Proses Pengolahan Pangan
Proses pengolahan pangan sangat
bervariasi, dimulai dari pemanasan/ penguapan/ evaporasi, fermentasi, perebusan,
penggorengan, pemanggangan, pengeringan, dan sebagainya. Beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam manajerial proses pengolahan pangan, seperti:
- Perhitungan
efisiensi dan efektivitas SDM (Sumber Daya Manusia).
Perlu diperhitungkan secara
spesifik SDM yang digunakan. Misalnya PT A akan memproduksi
suatu produk dengan mengolah sekian ton bahan baku. Dalam mengolah sekian
ton bahan baku tersebut, maka PT A harus mengetahui berapa
banyak pekerja yang dibutuhkan untuk memproses bahan tersebut. Faktor
ini termasuk faktor yang menentukan perekonomian suatu perusahaan pangan.
- Perhitungan
simpanan besi.
Simpanan besi merupakan simpanan minimum
perusahaan yang tidak boleh diotak-atik dan harus disimpan untuk menjamin
kelancaran proses produksi (untuk menggantikan jika proses produksi
terganggu). Misalnya simpanan besi pada sebuah perusahaan dalam satu
bulan membutuhkan 10 suku cadang baut. Baut ini harus disimpan
dan hanya boleh digunakan jika ada alat yang membutuhkan penggantian baut.
- Pengaturan flow bahan baku dan proses produksi
sesuai dengan kapasitas mesin.
Perhitungan kapasitas mesin sangat
penting karena berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Seorang manager harus
mempertimbangkan kemampuan maksimal mesin dan alternatif lain jika salah satu
mesin macet dan mengganggu proses produksi. Misalnya jumlah mesin ekstraktor
minimal harus 3, dimana jika salah satu mesin rusak, proses produksi dapat
tetap berjalan dengan 2 mesin lainnya. Rencana darurat (contingency
plan) juga harus dipersiapkan, karena jika suatu alat macet,
maka alur produksi dapat dibelokkan ke tempat penampungan lain
untuk sementara selagi alat yang rusak diperbaiki.
Manajerial Penanganan Produk
Setelah produk selesai diolah, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani produk tersebut misalnya
pengemasan/pengepakan, penyimpanan (berhubungan dengan masa simpan), dan labelling (perlu
diperhatikan poin-poin yang harus ada dalam label produk misalnya nama produk,
berat produk, kode produksi, komposisi, tanggal produksi dan kadaluwarsa,
nutrisi gizi produk, dan sebagainya).
Terdapat satu tahapan dalam pemrosesan
dan bahan baku yang bukan ranah teknologi pangan tetapi memiliki pengaruh yang
besar, yaitu pengangkutan (transportasi). Proses pengangkutan
sangat berpengaruh terhadap kualitas produk, misalnya kelapa sawit harus segera
diolah setelah pemanenan karena jika terlalu lama akan mempengaruhi yield yang
dihasilkan sehingga memerlukan pengangkutan yang cepat. Selain itu,
pengangkutan produk singkong dan tebu yang terlalu
lama juga dapat mempengaruhi kualitas (kadar pati pada singkong
dan kadar gula pada tebu dapat menurun). Atau pengangkutan produk yang
sensitif seperti susu juga perlu diperhitungkan. Proses pengangkutan produk
juga bersifat spesifik misalnya untuk bahan padat menggunakan conveyer,
bahan cair/slurry menggunakan pipa, atau bahan khusus yang
memerlukan alat pengangkut khusus (misalnya ayam diangkut menggunakan conveyer khusus
ayam). Salah satu sistem pengangkutan bahan baku yang efektif yaitu menggunakan
sistem pneumatic, dimana bahan baku dari kapal diangkut dengan
penyedotan melalui pipa yang
kemudian langsung disalurkan ke lokasi perusahaan.
Komentar
Posting Komentar